Minggu, 11 November 2007

Kapan Mahasiswa Mendapat Haknya?

Sudah ada sejak dari zaman dahulu, bahwa seseorang berhak mendapatkan semua haknya jika kewajiban sudah dilaksanakan. Di lingkungan pendidikan, termasuk di kampus, hal mahasiswa yang paling jelas terlihat adalah fasilitas dari kampus. Mahasiswa telah memenuhi kewajiban mereka dengan membayar uang SPP tiap tahunnya dan fasilitas yang memadai menjadi hak mereka.
Begitu banyak fasilitas untuk kita, mahasiswa di UPN “Veteran” Jatim ini. Mulai dari ruang kelasnya yang nyaman untuk perkuliahan, laboratorim dengan peralatan lengkap, pusat komputer, pusat bahasa, perpustakaan, klinik, kantin, toilet sampai tempat parkir. Namun, apa jadinya jika fasilitas-fasilitas tersebut tidak lagi bisa dikatakan layak untuk digunakan? Bukankah itu berarti kita telah kehilangan hak kita?
AC di kelas banyak yang mati, sampai-sampai pernah ada seorang dosen mengatakan berada di fakultas pertanian serasa berada di Ethiopia. Selain itu, masih banyak toilet yang tidak terawat padahal ada petugas cleaning service yang bertugas membersihkan beberapa fasilitas kampus. Di fakultas ekonomi pernah ada yang melaporkan tentang toilet yang sangat perlu perawatan. Laporan itu mendapat tanggapan, namun hanya saat itu saja. Saat tidak ada yang mengeluh, toilet tidak lagi penah dijamah cleaning service.
Fasilitas lain yang hingga sekarang belum terealisasikan adalah rencana pembangunan student center di sebelah barat gedung Giri Santika Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan sport center di sebelah barat gedung Fakultas Hukum (FH). Sudah sejak beberapa tahun yang lalu plang “di sini akan dibangun….” Itu ada, namun tak pernah terlihat akan ada realisasi dari rencana tersebut.
Sementara itu, ada keadaan yang kontras sekali dengan situasi di atas, yaitu FH. Lampu-lampu ruang kelas di fakultas termuda UPN “Veteran” Jatim ini bahkan masih terang benderang saat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB lewat. Sangat tidak mungkin masih ada aktivitas kuliah ataupun aktivitas dari Ormawa hukum pada jam tersebut. Lalu, untuk apa lampu-lampu itu masih tetap dibiarkan menyala? Sedangkan gedung Giri Santika FTI, hanya lampu di ruang Komunitas Linux (Kolu) yang menyala karena masih ada aktivitas para anggota Kolu di dalamnya. Selain itu. Selain itu, gedung-gedung fakultas lain sudah gelap dan hanya lampu utama di pintu masuk gedung yang dibiarkan menyala. Muncul satu pertanyaan, apakah karena FH masih muda dan masih takut gelap?
Kondisi lain yang tampak kurang seimbang adalah lapangan tenis yang berada di sebelah barat GSG Giri Loka. Lapangan yang seharusnya bisa dimanfaatkan mahasiswa yang hobi bermain tenis atau mereka yang tergabung dalam UKM tenis, kenyataannya lebih didominasi oleh dosen atau orang-orang dari luar UPN. Mereka menyewa lapangan itu mulai 15.00 – 22.00 secara bergantian. Salah seorang anggota UKM tenis pernah mengeluh bahwa UKM tenis diberi jadwal pada pagi hari untul berlatih di lapangan tenis UPN. Yang jadi pertanyaan, bukankah sebagian besar mahasiswa sedang sibuk dengan aktivitas kuliahnya pada pagi hari? Lalu, kapan mahasiswa bisa benar-benar mendapatkan haknya?

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger