Sabtu, 26 Januari 2008

“ LAWANLAH DENGAN KARYAMU UNTUK MENYIKAPI SEGALA KESOMBONGAN YANG ADA “


Siapa bilang UPN bukan universitas yang patut diperhitungkan? Berbagai prestasi terus diukir oleh mahasiswa dan mahasiswi universitas berjuluk green campus ini untuk menunjukkan eksistensinya sebagai universitas yang memang patut diperhitungkan dalam pemilihan universitas selepas lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMA).
Kali ini Rendy Mahendra (Akuntansi, 2006) menyumbangkan piala dari lomba karikatur se-Surabaya yang diadakan oleh Dirjen Pajak dengan menggandeng himpunan mahasiswa D3 Akuntansi Universitas Airlangga. Rendy berhasil meraih juara 3 dalam lomba yang menjadi salah satu dari sekian rangkaian acara yang digelar di kampus B Unair dengan tajuk Tax Goes To Campus pada tanggal 29-30 November 2007 lalu.
Keikutsertaan Rendy dalam lomba ini berawal dari informasi teman-teman sekampus dan dari brosur yang tersebar di fakultasnya. Berbekal dorongan dari teman-temannya, cowok hitam manis ini aknirnya mengikuti lomba dengan perlengkapan seadanya. Menurutnya, lomba bertema pajak itu diikuti oleh berbagai mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya, bahkan beberapa universitas mengirimkan perwakilan lebih dari satu. Namun UPN “Veteran” Jatim hanya diwakili oleh satu orang saja.
Lomba yang dimulai pukul 13.30 WIB itu berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam dengan penjurian yang cukup ketat oleh delapan orang juri. Sistem penilaiannya tidak hanya berdasarkan kualitas dan mutu gambar, tetapi juga dengan lebih memperhatikan pada makna dan pesan yang terkandung dalam gambar itu sendiri. Alumni SMA 3 Surabaya ini juga menyebutkan, sebelum mengikuti lomba dia tidak melakukan persiapan secara khusus. Hanya saja ketika ada penundaan pelaksanaan waktu lomba yang seharusnya Kamis (29/10/07) menjadi Jumat (30/10/07), dia memanfaatkan waktu itu untuk membuat konsep atau gambar kotor.
Tema gambar yang diangkat oleh Rendy adalah “ Kalau kita membayar pajak berarti kita membeli pembangunan”. Artinya adalah, bahwa sebagai warga negara yang baik, semakin kita tepat waktu dan rajin membayar pajak maka pembangunan akan berjalan semakin baik dan lancar. Mahasiswa yang dalam kesehariannya terlihat sederhana ini juga sangat berterima kasih kepada seluruh teman-temannya yang telah membantu dan memberi motivasi padanya untuk mengikuti lomba karikatur tersebut. Karena tanpa mereka, dia tidak akan berhasil seperti sekarang.
Nama : Rendy Mahendra
TTL : Surabaya, 3 Desember 1986
Fakultas / Jurusan : Fakultas Ekonomi / Akuntansi
Hobby : Menyalurkan segala kreasi lewat gambar
Motto : Lawanlah dengan karyamu untuk menyikapi segala kesombongan yang ada

Kamis, 17 Januari 2008

Inisiatif dari Dekan


Seiring berkembangnya zaman yang sangat pesat, teknologi sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk mencari informasi dengan cepat. Salah satu cara mengakses informasi terbaru adalah melalui media online atau internet. Keberadaan teknologi yang nyaris berkembang tiap harinya dapat menambah wawasan dan bisa juga untuk hiburan.
Kampus UPN “Veteran” Jatim pun tak ingin ketinggalan informasi dan berusaha memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Terkait dengan perkembangan teknologi, UPN pun mencoba mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Hal tersebut diwujudkan dengan tersedianya teknologi jaringan area lokal atau yang lebih dikenal dengan Local Area Network (LAN) yang bernama WiFi di beberapa fakultas yang ada di UPN “Veteran” Jatim. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi, terutama para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir.
WiFi (Wireless Filedity) merupakan teknologi jaringan nirkable atau tanpa kabel sehingga mudah digunakan. Sistem kerja jaringan ini berasal dari server yang dapat terkoneksi langsung dengan komputer atau laptop yang sudah dilengkapi dengan wireless. Namun, sebelum itu kita harus mengetahui Internet Provider atau IP Address dari jaringan WiFi yang akan disambungkan dengan komputer atau laptop. Beberapa jaringan ada yang dilindungi dengan password. Hal ini dimaksudkan agar tidak sembarang orang bisa menggunakan WiFi tersebut.
Beberapa Fakultas yang telah menggunakan WiFi ini adalah Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). “Dengan adanya fasilitas WiFi tersebut, para mahasiswa bisa mendapatkan informasi dengan cepat, mudah dan murah,” tutur Ir. Bambang Wahyudi, M.S. selaku Dekan FTI.
Artur (Akuntansi, 2004) juga mengungkapkan fasilitas yang ada sejak lebih dari dua tahun yang lalu ini telah tersedia di fakultasnya, “Adanya fasilitas WiFi di Fakultas Ekonomi sangat berguna bagi para mahasiswa karena kita tidak harus ribet-ribet ke warnet. Dengan membuka laptop di area kampus kita sudah bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan, walaupun kebutuhan setiap mahasiswa itu berbeda-beda.”.
Sedikit disayangkan, bahwa dari total enam fakultas yang ada di kampus UPN ini, masih ada tiga Fakultas lain yang masih belum memasang WiFi di gedung fakultasnya. Fakultas tersebut adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Pertanian (FP) dan Fakultas Hukum (FH). Yang menjadi pertanyaan kita adalah mengapa di tiga fakultas tersebut masih belum menggunakan teknologi WiFi? Padahal di tiga Fakultas lainnya sudah menggunakan teknologi WiFi sekitar dua tahun. Bahkan ada salah satu Dekan Fakultas yang tidak mengetahui tentang teknologi WiFi.
Kemudian ada salah satu Dekan juga yang memberikan tanggapan tentang adanya ada dan tidaknya fasilitas WiFi di seluruh fakultas di UPN ini adalah tergantung pada inisiatif Dekan masing-masing fakultas. “Sebenarnya itu inisiatif dari Dekan sendiri, mau memberikan fasilitas tersebut apa tidak,” tutur Dekan FTI.
Menurut salah satu mahasiswa yang bernama Difraka (Ilmu Komunikasi, 2005) yang di Fakultasnya belum ada teknologi WiFi, fasilitas seperti Wifi sebenarnya diperlukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, ”Teknologi WiFi sangat berguna karena bisa menunjang keaktifan mahasiswa agar lebih maju dan tidak gaptek, agar para mahasiswa lebih up to date dengan teknologi yang ada. Oleh karena itu sangat perlu sekali diadakannya teknologi WiFi di FISIP.”.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, S.H.,M.M. selaku Dekan Fakultas Hukum yang merangkap menjadi WAREK II memberikan penjelasan bahwa pemasangan WiFi ini masih dalam proses, ”Untuk teknologi WiFi sekarang ini sedang dalam proses karena UPN “Veteran” Jatim mendapatkan dana hibah dari Dikti terkait dengan jaring-jaring internet baik di dalam sini maupun di luar sana. Kemungkinan bulan Februari 2008 sudah di operasionalkan.”.
“Di ruang Arjuna nanti juga akan didirikan suatu jaringan yang bisa memonitor segala kegiatan baik itu intranet, internet maupun WiFi,” imbuhnya.

Catatan Buram HAM di Indonesia


H.A.M., apakah itu? Suatu deklarasi universal yang mengakui persamaan hak-hak interprensi manusia, yang terwujud pada tanggal 10 desember 1948. Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan deklarasi universal yang memberikan sebuah pandangan baru tentang persamaan hak dan kewajiban manusia, yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of Human Rights (Deklasrasi Universal Hak-hak Manusia). Seiring dengan perkembangan politik dunia, Indonesia pun mengatur persamaan HAM dalam Undang-Undang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya TAP MPR No.XVII/MPR/1998 dan UU No.39 tahun 1999 tentang HAM dan UU No.26/2000 tentang peradilan HAM maupun UUD 1945 pada pasal 27 ayat (1), pasal 28, pasal 29 ayat (2), pasal 30 ayat (1), dan pasal 31 ayat (1). Undang-undang tersebut jelas mengatur tentang perlindungan hak-hak manusia yang telah dimiliki seseorang sejak terlahir ke dunia dan memberikan dasar kekuatan hukum dan bagi pelanggaranya akan mendapatkan sangsi tegas atapun penjara.
Ironisnya dalam pelaksanaan kebebasan HAM di Indonesia, masih banyak sekali pelangaran yang dilakukan. Tidak tanggung-tangung, selain dari pihak sipil pelanggaran ini juga dilakukan oleh aparat militer maupun para pemimpin bangsa. Selama ini pengakuan, penghormatan, perlindungan dan penegakan terhadap nilai-nilai HAM di Indonesia masih menunjukkan fakta terjadinya pelanggaran yang cukup tinggi. Sejenak flash back pada tragedi semanggi dan trisakti. Betapa kekuatan militer dikerahkan untuk mempertahankan suatu pemerintahan yang berkuasa saat itu. Demostrasi yang pada akhirnya memakan korban yang cukup besar, baik nyawa maupun materiil. Semua kenyataan tersebut menjadi catatan buram pelaksanaan HAM di Indonesia yang sampai sekarang tidak ada penyelesaian secara jelas. Atau mungkinkah undang-undang tersebut hanyalah sebuah buku yang hanya menjadi sebuah wacana tanpa ada relalisasi dari apa yang seharusnya ada?
Belum lagi pelanggaran-pelanggaran HAM yang lebih memakan banyak korban, seperti pembuangan tahanan tak bersalah ke pulau Buru, konflik di Aceh, Papua, dan Kalimantan Timur (22 Juli 1996), maupun kejadian yang sempat gempar pada tahun 1965-1967 yang memakan korban hampir tiga juta warga negara yang tidak bersalah. Kejadian pada rezim orde lama itu adalah pemberontakan G30S PKI. Berkat kejadiab itu dunia internasional sempat menjuluki Indonesia sebagai the killing Indonesia (Indonesia Pembunuh).
Tentu ini bukan hanya sebuah catatan buruk bagi perkembangan politik saja, tapi juga mempengaruhi kondisi psikis/mental jutaan warga negara Indonesia yang nantinya mempengaruhi perkembangan bangsa Indonesia. Keadaan tersebut sebenarnya sangat kita rasakan di kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai contoh kita sering menonton berbagai perilaku dan tindakan penghilangan nyawa seseorang yang begitu mudah dilakukan, ini bisa dilihat dalam bentuk kriminalitas di masyarakat seperti pengeroyokan dan pembakaran massa terhadap pelaku kejahatan. Sering kali masyarakat begitu mudah melakukan pelanggaran hukum dan sekaligus HAM. Akibat dari betapa seringnya kita melakukan kesalahan-kesalahan yang pada akhirnya kesalahan tersebut dianggap suatu kebiasaan atau tradisi. Ataukah dampak ini merupakan suatu bentuk pemberontakan masyarakat Indonesia atas ketikdakadilan serta krisis ekonomi yang menyusahkan seluruh warga negara Indonesia?
Walaupun begitu setelah masa pemerintahan orde baru, muncul para tokoh yang memperjuangkan HAM di Indonesia. Namun, penegakan hukum atas pelanggaran HAM ini masih sangat sulit diwujudkan. Banyak kendala yang harus dilewati, karena para pelanggar HAM berat (orde baru) masih berkekuatan, meskipun mereka sudah tidak lagi menduduki kursi pemerintahan. Tentu kita masih ingat kematian Munir, salah seorang pahlawan HAM di Indonesia yang tewas dibunuh di dalam pesawat ketika akan berangkat ke Belanda. Kasus ini begitu pelik, bahkan setelah bertahun-tahun, pembunuh Munir belum juga berhasil ditemukan meskipun telah dibentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini. Hal ini merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki para pelanggar HAM.
Yang menjadi pertanyaan kemudian, mungkinkah pelanggaran ini bisa hilang bila ada ketegasan dari aparat penegak hukum? Atau memang benar aparat penegak hukum hanyalah sebuah simbol kekuatan tangan penguasa? Jika begitu kapan HAM di Indonesia bisa benar-benar terwujud?
Lama dan sulit serta lika-likunya perjuangan untuk keadilan bagi rakyat Indonesia, tidak boleh mengendurkan kehendak dan semangat juang untuk meneruskan usaha penegakan HAM di negeri tercinta Indonesia. Semoga cita-cita dan hasrat sepanjang masa bangsa ini untuk bisa hidup tenteram dan langgeng di Republik Indonesia yang didasarkan atas hukum dan HAM, akhirnya bisa terrealisasi.

Pertama Sampai Ketiga Santai


Pekan teduh, waktu selama seminggu sebelum UAS. Masa ini dianggap masa tenang oleh sebagia besar mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadipi ujian selama seminggu. Tak heran jika moment tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk belajar.
Dari beberapa mahasiswa yang dimintai keterangan, selama pekan teduh mereka berencana mengisi aktivitas selain belajar. Ternyata aktivitas yang salah satunya akan mereka kerjakan adalah beristirahat selama pekan teduh, karena selama satu semester menerima kuliah dan menerima tugas perkuliahan membuat pikiran menjadi jenuh. Dari kejenuhan tersebut banyak sekali aktivitas selain belajar yang dilakukan.
Pernyataan dari mahasiswa pun pekan teduh dianggap sebuah kebebasan berkreasi, bermain mencari pengalaman dan intinya pekan teduh adalah waktu yang pas, sekaligus menganggap pekan keduh tidak efektif.
Banyak pula yang menganggap bahwa pekan teduh adalah libur seperti waktu pasca UAS dimana waktu kosong yang diberikan mahasiswa antara tiga Minggu sampai satu bulan. Oleh karena itu dengan kekosongan ini banyak juga dari mahasiswa yang berencana mengisi waktu dengan jalan-jalan bersama teman atau rekreasi, nonton, tidur, bahkan bermain play station menjadi kegemaran. Bagi mereka juga yang berasal dari daerah luar kota tidak lupa untuk menyempatkan waktunya untuk pulang ke kampung halaman.
Tidak lepas dari masa-masa sebelum UAS persiapan mahasiswa untuk menghadipinya pun dilakukan. Kebutuhannya tidak lepas jauh dari hasil perkuliahan seperti catatan yang kurang lengkap segera dilengkapi. Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan sebelum UAS juga banyak terulang mahasiswa seperti belajar sehari sebelum ujian pada saat malam hari. “Biasanya hari pertama sampai ke 3 santai-santai. Tapi setelah hari keempat mulai belajar dikit mengenai kefektifannya, pekan teduh efektif juga karena memberikan kita waktu untuk belajar, tapi banyak juga sebagian mahasiswa yang pakek pekan teduh buat santai-santai dan main-main ama temen” kata Ririn, ilmu komunikasi. Bahkan menurut lusi, “pekan teduh efektif, klo misalnya kita belajarar terlalu lama entar kita lupa dan nggak bisa buat kerpean”. (Red)

Rabu, 16 Januari 2008

Tax Goes to Campus


Sekarang banyak sekali aktivitas universitas yang kita jumpai, termasuk di UPN. Tiap fakultas melaksanakan program kerja mereka, tapi perlu kita ketahui juga bahwa banyak aktivitas dari universitas lain yang masuk dan diikuti oleh mahasiswa UPN. Seperti acara yang diselenggarakan oleh Dirjen Pajak yang merangkul himpunan mahasiswa D3 Akuntansi Universitas Airlangga dan bekerja sama mengadakan acara Tax Goes To Campus. Acara ini digelar di gedung Fakultas Ekonomi S1 Unair pada tanggal 29-30 November 2007.
Berbagai macam acara terangkum di dalamnya, antara lain seminar pajak dan empat acara utama yang diperlombakan, yaitu perlombaan akustik band, karikatur, debat pajak dan kampanye pajak. Tidak hanya itu, ada juga lomba supporter dor prize dan games. Berbagai macam hadiah yang menarik, mulai dari sertifikat, uang tunai sampai cindera mata disediakan oleh Dirjen Pajak dan panitia dari D3 Akuntansi Unair. Acara yang memang ditujukan untuk mahasiswa ini tidak memungut biaya sama sekali dari pesertanya.
Menurut Lukas Hendrawan selaku Kepala Pungurus kantor Dirjen Pajak Jakarta, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang pajak khususnya kepada mahasiswa dengan harapan nantinya setelah lulus dan bekerja kita sudah tahu yang harus kita lakukan bila kita disodori masalah pajak. Selain itu dapat juga memberikan pengertian dan informasi serta pentingnya pajak pada masyarakat dan mahasiswa.
Lukas juga menuturkan bahwa acara ini road show dari kota-kota besar di Indonesia seperti Samarinda, Batam, Solo, Yogyakarta, Semarang, Lampung, Banyuwangi, Padang, Medan, dan Surabaya sebagai kota terakhir sekaligus penutup untuk acara road show Tax Goes To Campus ini.
Acara ini tidak hanya untuk mahasiswa ekonomi saja, tetapi semua mahasiswa. Undangan Tax Goes To Campus diberikan kepada setiap jurusan di semua univesitas yang ditunjuk melalui himajur. Di UPN sendiri informasi tentang acara ini sudah menyebar, tetapi animo dari mahasiswa tidak begitu besar. Hanya mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dengan dominasi peserta dari jurusan akuntansi yang mengikuti hampir di semua perlombaan, yaitu lomba debat pajak, kampaye pajak, akustik band, karikatur dan lomba supporter.
Hari pertama (29/10/07) para peserta Tax Goes To Campus mengikuti acara seminar yang diadakan dua hari beturut-turut. Seminar yang berlangsung pada pukul 09.00-11.00 dan menghadiahkan sertifikat bagi pesertanya itu kemudian diteruskan dengan perlombaan-perlombaan. Peserta lomba didominasi oleh 3 universitas yaitu UPN, Unair, dan Unesa yang bersaing ketat. Pada akhir acara, kira-kira pukul 16.00 WIB diumumkan para peserta perlombaan yang lolos ke-babak berikutnya. UPN berhasil lolos dalam lomba debat pajak, akustik band, dan karikatur.
Pada hari terakhir (30/10/07) dengan membawa supporter seadanya ruang seminar jurusan Akuntansi S1 UNAIR seakan bergetar. Sorakan supporter tak henti-hentinya memberikan semangat. UPN berhasil meraih beberapa juara, antara lain juara III karikatur yang diperoleh Rendy Mahendra (Akuntansi, 2006), juara III akustik band oleh mahasiswa manajemen dan juara IV besar debat pajak yang diraih oleh Tommy Angga (Akuntansi, 2005) dan Febry (Akuntansi, 2004).
Hadi (Akuntansi, 2006) menyatakan surprise sekali karena tim dari UPN dapat meraih beberapa juara dari perlomaban-perlombaan yang diselenggarakan. “Padahal kita dari HMAK UPN tidak ada persiapan sama selali untuk mengikuti acara ini, kita hanya BONEK alias bondo nekat aja dan satu saja alasan kita inginkan mengikuti acara ini bahwa kita ingin tunjukan bahwa mahasiswa UPN tidak kalah dengan mahasiswa dari universitas negeri dan swasta yang lain. Untuk mahasiswa UPN, jangan kalian sesali dan sedih berkuliah di UPN. Kita hanya harus menunjukan kepada masyarakat luar bahwa kita mahasiswa UPN juga dapat berprestasi untuk menuju UPN yang baik dan berkualitas. Jadi banggalah menjadi mahasiswa UPN.” (ngo)

Melintasi Langit Nusantara dengan Kaleng Susu


Konsep dasar gaya hidup hijau, yakni reuse, refill, dan recycle, juga berlaku di dunia teknologi informasi. Kaleng-kaleng bekas bisa didaur ulang menjadi antena wireless LAN. Sebenarnya istilah antena kaleng bukan penyebutan yang benar. Sebab, kaleng dalam keseluruhan antena ini, hanya berfungsi sebagai balancing saja.
Awalnya, antena ini dibuat dengan menggunakan kaleng susu biasa sebagai bahan eksperimen. Namun sayangnya, saat itu spectrum analyzer susah dicari sehingga performance antena kaleng tersebut masih sulit untuk dianalisis. Antena tersebut hanya menganalisis berdasarkan jarak jangkauan dan stabilitas koneksi saja. Sedangkan signaling tidak bisa dianalisis tanpa tool. Jadi, saat itu tidak diperoleh data kebocoran sinyal, adanya spletter ke frekuensi lain, dan lain sebagainya.
Setelah beberapa kali dianlisis akhirnya berhasil ditemukan beberapa titik kritis dalam pembuatan antena kaleng. Misalnya, antena kaleng itu umumnya punya sudut pancaran (beamwidth) 15 derajat. Hal ini diketahui dengan membandingkan sudut pancaran sinyal antena jadi. Cara-cara optimal tersebut meliputi perhitungan ideal, teknis pemasangan, hingga mekanisme pointing yang benar. Hasilnya, antena kaleng buatan ini berani diadu dengan antena wireless original.
Saat sudah menemukan teknik ideal perakitan antena kaleng, terjadi hal yang menguntungkan di dunia Internet Indonesia. Yakni tren layanan baru Internet Service Provider (ISP) yang menyediakan aplikasi wireless mulai marak. Di samping itu, banyak ISP yang mengubah topologinya dengan misi mendekatkan diri ke konsumen. Yakni konfigurasi dan topologi jaringan wireless LAN outdoor low range dengan maximum density.
Beragam Bentuk Berbeda Cara
Ada perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB di dalamnya, seperti produk Iconnect. Namun, ada juga yang masih konektornya UTP biasa, seperti produk Compex, Senao, Planet, dan lain sebagainya.
Untuk perangkat radio yang sudah memiliki mini HUB atau mini router atau NAT gateway, bisa langsung dipasang ke komputer pengguna, tanpa melewati router lagi. Namun, jika model perangkat radio yang dipasang masih tipe bridging biasa, dibutuhkan router. Terutama jika koneksi hendak dibagi ke beberapa klien.
Namun jika hanya untuk single user, bisa langsung dipasang melalui ethernet card. ISP di Indonesia umumnya memilih produk yang sudah memiliki router atau NAT gateway. Sebab, selain lebih mudah pengaturannya, juga topologinya lebih fleksibel. Setelah siap dipasang, tinggal pointing untuk mencapai sinyal dari ISP. Antena yang sudah dirakit dengan cara seperti ini bisa menjangkau 1 hingga 2 km.
CARA PEMBUATAN ANTENA KALENG
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan. Mulai bor, penggaris, hingga kaleng bekas dengan profil dimensi yang sesuai. Kemudian, kaleng dibersihkan dan diratakan mulutnya agar tidak melukai tangan. Pastikan kaleng sudah bersih dan kering.
2. Dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan tinggi kaleng. Masukkan ukurannya dalam rumus untuk menentukan titik wave guide dan penguatannya. Siapkan konektor N Female Panel Mount dan membuat wave guide sesuai hasil kalkulasi dimensi kaleng dan frekuensi yang telah diperoleh sebelumnya dari rumus.
3. Ukur lokasi dari dasar kaleng dan bor titik wave guide. Kemudian buat lubang baut dudukan konektor N Female Panel Mount. Tahap berikutnya adalah perkabelan. Kupas inner tembaga kabel CNT/LMR-200 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk wave guide. Lanjutkan dengan menyambung kabel inner Wave Guide ke konektor N Female Panel Mount. Panjang kabel jumper adalah kelipatannya hasil yang diperolehdari rumus: berdasarkan rumus (3 x 108 (rambatan sinyal di udara)/frekuensi dalam khz) x 0,92 (koefisien kabel). Sedangkan loss akibat kabel dihitung berdasar situs www.swisswireless.org/wlan_calc_en.html.
4. Pasang wave guide yang sudah tersolder di ke lubang di kaleng. Eratkan baut konektor ke kaleng. Jangan lupa untuk segera menutup dengan rubber silicon sebagai pelindung dari kebocoran air dan mencegah terjadinya karat pada konektor. Bor dasar kaleng untuk memasang clamp mounting ke tower atau dudukan antena. Solusi lain, bisa juga menggunakan besi plat untuk stang kaleng. Intinya, kaleng bisa ditempelkan kuat ke tower atau tiang tanpa kesulitan. Tentu saja, wave guide tidak boleh bergeser atau bergerak ke titik yang lain.
5. Potong kabel RG-8 9913/CNT/LMR-400 yang memiliki nilai resistansi 50 Ohm untuk jumper dengan panjang kelipatan 11,5 cm. Perhatikan situs referensi untuk melihat rumus perhitungan cable balancing. Pasangkan konektor N Male atau N Female ke jumper. Lalu lindungi sambungan konektor dengan rubber silicon. Setelah terpasang kuat, baru masuk tahap finishing, yakni pemasangan tutup depan kaleng. Tutup depan ini perlu diperhatikan bahannya, tidak dari bahan metal. Jadi bisa plastik atau PVC. Kemudian semua celah diberi silicon gel, untuk penahan air. Lalu dimulailah pengecatan bodi kaleng sesuai selera.
6. Setelah terangkai semua dengan kuat dan enak dilihat, maka antena kaleng siap dipasang. Ada dua cara pemasangan antena kaleng ini. Keduanya tidak jauh berbeda dengan pemasangan antena wave LAN biasa. Kedua cara ini tergantung pada jenis perangkat radio yang digunakan. Ada perangkat yang langsung ke komputer, ada juga yang membutuhkan router. Setelah terpasang, uji coba antena dengan teknik War Driving. Teknik ini menggunakan software Site Survey seperti Netstumbler.
Teknik Pemasangan
Panduan pemasangan dan pointing dibuat khusus untuk PC Media. Ada beberapa hal yang perlu dipahami sebelum melakukan instalasi. Yakni menggunakan perhitungan Link Budget Calculator dari http://www.satsig.net/link-budget.htm. Untuk kalkulasi site survey menggunakan situs http://www.cplus.org/rmw/english1.html.
Setelah terpasang dan sudah di-pointing, bandingkan gain antena wave guide dengan antena existing link yang sudah ada. Pasang antena di tower atau pipa kemudian lakukan pointing sampai maksimal dan siap digunakan. Perhatikan cuaca untuk keselamatan antena dan radio. Jangan pernah melakukan pointing saat mendung, terlebih saat hujan. Baik di lokasi pemasangan atau di ISP yang hendak dituju. Bagaimanapun, antena wave LAN, baik kaleng atau orisinal, masih sensitif terhadap cuaca.

LET’S HAVE FUN TOGETHER


Di kota metropolis seperti Surabaya padatnya rutinitas tentunya membuat jenuh dan bosan. Hal yang serupa juga dialami oleh mahasiswa yang dalam lima hari mereka harus menjalankan rutinitas di perkuliahan, belum lagi jika ditambah dengan kegiatan di luar kuliah, seperti mengikuti UKM atau kerja part time. Dengan seabrek kegiatan pastilah dibutuhkan refreshing untuk menyegarkan pikiran. Nah, di kalangan mahasiswa, di saat mereka boring terhadap rutinnitas yang mereka jalani, refreshing dan having fun masuk dalam list schedule mereka. Yang menjadi pertanyaan adalah, cara seperti apa yang mereka tempuh untuk menyegarkan otak mereka?
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk me-refresh otak kita setelah seminggu diisi dengan kejenuhan rutinitas. Misalnya dengan berlibur, memanjakan diri di rumah dengan bermalas-malasan, shopping, ataupun pergi ke tempat-tempat pesta. Pesta, yang lebih sering disebutkan dengan kata party atau clubbing adalah salah satu alternanif yang banyak dipakai mahasiswa untuk me-refresh diri dari suatu kepenatan dan juga tempat have fun together.
Macam dari party sendiri begitu banyak diantaranya adalah barbeque party, jungle party, pajamas party, bahkan ice cream party dan party in da club. Party in da club inilah yang sudah tidak asing buat kita. Banyak mahasiswa yang melakukan party yang sering disebut dengan “DUGEM” atau dunia gemerlap, yaitu party indoor yang diadakan di suatu club dilengkapi dengan lighting yang begitu gemerlap ini. Di sela rutinitas yang se-abrek para mahasiswa pun tak segan untuk dugem sekedar untuk merelaksasikan dirinya sekali atau dua kali seminggu. Julukan party goers, party holic atau party addict bahkan party habit telah melekat pada para mahasiswa yang sering pergi clubbing.
Well, harus diakui bahwa party juga telah mewabah di lingkungan para mahasiswa dan telah menjadi bagian dari life style mereka, bahkan ada dari mahasiswa sudah mengenal party sejak duduk dibangku SMA. “Aku udah mulai mengenal clubbing sejak kelas 2 SMA, waktu itu aku diajakin ama pacarku. Karena aku penasaran dan belum pernah nyobain, so, I join with my beibz,” tuturnya salah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi yang menolak menyebutkan namanya ini.
LET’S START, IT’S GETTING HOT IN HERE
“Ampuni aku DJ, di tengah lautan pesta..,” cuplikan lagu Jagostu benar-benar mendeskripsikan suasana party. Saat DJ memainkan musik, goyangan para party goers pun langsung menyambut di dance floor. Party goers selalu melakukannya, biasanya mereka langsung turun ke bawah dan ikut bergoyang. Tidak hanya itu, party juga dipakai sebagai ajang cari gebetan atau pacar baru. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa semester 3 Akuntansi, bahwa ia sering kali mengajak temannya untuk dipertemukan oleh temannya yang lain. ”Berhubung aku jomblo, ya udah waktu party aku cari kenalan, tapi apesnya nggak ada yang mau aku ajakin kenalan tuh,” kenangnya.
Hal serupa pun juga dialami oleh Hani (Hukum, 2007), “Pernah tuh, waktu aku party aku dapet gebetan baru, padahal nggak ada niat buat cari, ”ungkapnya semangat. Selain itu ada juga party holic yang jadi biro jodoh saat party. ”Aku suka sok jadi mak comblang pas party, dengan mengajak teman kita masing-masing yang masih single. Biarpun belum tertentu ada yang berhasil jadian, tetap aja fun!” tutur mahasiswa Sistem Informatika, Tino.
GANTI SUASANA
Terdapat juga fakta baru, bahwa party juga bisa bikin party holic bosen. Lho kok?! Menjamurnya club dengan lokasi party indoor itulah yang membuat para party goers bosan. Mereka bosan dengan konsep party in da club yang itu-itu aja. Lalu, ke mana perginya para party goers ini? Apa mereka udah insaf dan nggak party lagi?
Hey…, party goers ini gak kemana-mana kok, yang namanya party goers will always go to the goers! Mareka hanya ingin ganti suasana pesta dengan yang lebih menyatu dengan alam. Bersatu Dengan Alam? Beach party atau pesta pantai adalah jawabannya. Party yang satu ini lagi happening. Sudah banyak party goers yang falling in love sama party yang lokasinya di pantai ini. (Diez)
Powered By Blogger