Sabtu, 22 Maret 2008

UPN News dan UPN News

Pepatah mengatakan, “Semakin tinggi sebuah pohon, maka akan semakin kencang angin meniupnya”. Bisa jadi, inilah yang sedang dialami oleh PersMa GIRI TARUNA “UPN News”. Di tengah-tengah usaha bangkit dari keterpurukan hingga akhirnya benar-benar bisa menjadi media yang netral, kami dikejutkan dengan beredarnya buletin berjumlah empat halaman yang mengatasnamakan UPN News pada bulan Februari 2008.
Senin (25/02) kami menemukan beberapa copy surat tanggapan berita yang dikirim oleh SC BEM UPN “Veteran” Jatim dengan menyertakan selembar buletin dengan nama UPN News. Penemuan ini berujung pada pengumpulan anggota pada Selasa (26/02). Setelah ditela’ah lebih lanjut, ternyata tidak ada satu pun anggota PersMa yang mengetahui tentang penerbitan tersebut.
Lebih jelas dipaparkan bahwa Pimpinan Umum maupun Pimpinan Redaksi tidak pernah mendapat laporan penulisan berita tersebut dari wartawan “UPN News” sejak terakhir terbit pada Januari 2008. Tim redaksi sengaja tidak terbit bulan Februari karena saat itu mahasiswa sedang libur pasca UAS dan adanya KKN di Probolinggo dan Ngawi. Beberapa orang tim redaksi menjadi peserta KKN dan beberapa orang lainnya mengadakan kunjungan dan meliput kegiatan di Probolinggo dan Ngawi. Tidak ada aktivitas penerbitan setelah buletin terakhir kami yang terbit pada bulan Januari 2008.
Dalam rapat itu, kami juga telah mengumpulkan bukti-bukti fisik yang dapat menjelaskan bahwa buletin yang terbit pada bulan Februari 2008 bukanlah hasil karya tim redaksi UPN News. Beberapa bukti ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca bahwa buletin dengan jumlah empat halaman tersebut bukanlah hasil karya tim redaksi “UPN News”. Perlu diketahui bahwa sejak PersMa berregenerasi pada Juli 2007 lalu, tim redaksi telah menetapkan beberapa unsur pokok dalam penerbitan terkait dengan ciri khas buletin secara fisik.
1. Dalam terbitan PersMa setelah pergantian pengurus tahun 2007 lalu, logo PersMa yang selalu kami gunakan bertuliskan “Unit Kegiatan Pers Mahasiswa UPN “Veteran” Jatim” pada lingkarnya, sedangkan pada buletin ilegal tersebut tertulis “Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
2. Nama media kami ditulis dengan menggunakan jenis font tertentu. Dalam buletin ilegal tersebut, nama media ditulis dengan font lain. Ciri khas nama ini digunakan sejak pergantian pengurus pada Juli 2007.
3. Sejak Juli 2007 hingga saat ini, kami tidak pernah meletakkan susunan redaksi di halaman pertama dengan urutan menurun. Jika buletin tersebut hanya empat halaman, kami meletakkan susunan redaksi pada halaman keempat paling bawah dengan urutan mendatar. Susunan redaksi pada buletin ilegal tidak dicantumkan secara benar.
Pertemuan dengan Chairul Restuanto (Ilmu Komunikasi, 2006) pada Rabu (28/02) seperti oase di padang pasir bagi kami. Kami menemukan titik terang yang dapat mengembalikan nama baik kami yang tercoreng karena tidak adanya keberimbangan dalam pemberitaan pada buletin Februari 2008. Pada pertemuan tersebut, pria yang akrab dipanggil Restu ini mengakui bahwa pada bulan Februari 2008 telah menulis, memperbanyak dan menyebarkan buletin atas nama UPN News dengan tidak mengikuti mekanisme keanggotaan dan penerbitan organisasi PersMa UPN News.
Selain itu, kami menilai bahwa semua tulisan yang ada dalam buletin tersebut adalah bentuk subyektivitas penulis dengan tidak memperhatikan unsur keberimbangan dalam pemberitaan atau bisa dikatakan bahwa tulisan tersebut adalah opini penulis yang tidak memperhatikan obyektivitas. Mengenai berbagai elemen organisasi dan individu yang disebutkan di dalam buletin tersebut (WAREK III, DAKMU, FMPOK, Ormawa jurusan dan fakultas) tidak seluruhnya benar secara obyektivitas.

Kamis, 20 Maret 2008

Kupu-Kupu


Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahawa suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuh si kupu-kupu. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya, sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut
Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Kita memohon kekuatan dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita kuat. Kita memohon kebijakan dan Tuhan memberi kita persoalan untuk selesaikan. Kita memohon kemakmuran dan Tuhan memberi kita otak dan tenaga untuk bekerja. kita memohon keteguhan hati dan Tuhan memberi kita bahaya untuk diatasi. Saya memohon cinta dan Tuhan memberi kita orang-orang yang bermasalah untuk ditolong. Kita memohon kemurahan dan kebaikan hati dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan.
Kita tidak memperoleh yang kita inginkan, kita mendapat segala yang kita butuhkan.

GPS untuk Menentukan Lokasi dan Arah


Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Sayangnya teknologi ini belum begitu dikenal di Indonesia. Meskipun demikian perkembangan GPS di Indonesia terbilang pesat, terutama dalam bidang maritim, militer, servai, pemetaan dan lain-lain. Pengguna perorangan pun sudah menggunakan layanan ini dengan secara gratis ataupun membayar iuran tiap bulan, contohnya penggunaan pada Google Earth.
Sebelum GPS dikenal, orang menggunakan beberapa tanda alam untuk menentukan lokasi dan arah. Pada saat mereka berada di darat, mereka menggunakan acuan alam seperti pegunungan, pepohonan ataupun jenis bebatuan. Tanda-tanda alam di atas sifatnya tidak kekal apabila terjadi bencana alam diantaranya banjir yang mengakibatkan tanah longsor ataupun gempa bumi yang dapat menghilangkan semua itu.
Untuk menggantikan tanda-tanda alam tersebut, maka orang menggunakan Kompas sebagai penentu arah. Selain alat ini orang juga menggunakan rasi bintang tertentu sebagai penentu arah. Namun metode pengamatan bintang ini sangat memakan waktu karena orang harus menghitung sudut yang ada diantara bintang-bintang untuk menentukan arah bepergian di lautan yang luas.
Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal tiga satelit. Pengukuran posisi GPS didasarkan pada sistem pengukuran matematika yang disebut dengan Triliterasi, yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan tiga titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota dianggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui di mana anda berada.
Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan, utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan kota C.
Untuk lebih memperjelas lagi anda memerlukan orang ke-3, misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D adalah Satelit. (sumber: CBN)

Memotivasi serta Memulihkan Mental Masyarakat


Bencana banjir yang melanda kabupaten Ngawi, menarik perhatian Kepala LPPM UPN “Veteran” Jatim. Pasalnya enam kelompok dari total 57 kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun ajaran 2007-2008 dialihkan ke kota yang berada di ujung barat Jawa Timur itu.
Mulai 11-24 Februari 2008, enam kelompok telah menempati enam desa di kecamatan Geneng kabupaten Ngawi. Keenam desa yang notabene adalah daerah yang terkena banjir paling parah tersebut adalah desa Dempel (kel. 6), desa Kersoharjo (kel. 22), desa Klitik(kel. 35), desa Kasreman (kel. 36), desa Klampisan (kel. 41), dan desa Kersikan (kel. 43).
Djoko selaku kepala kecamatan Geneng menuturkan bahwa pemusatan KKN di daerah pasca banjir ini dimaksudkan agar dapat membantu memperbaiki struktur administrasi desa dan memotivasi serta memulihkan mental masyarakat agar kembali normal. Hal tersebut dipenuhi oleh UPN dengan membuat program kerja yang disesuaikan dengan keadaan di sana.
Tiap bidang produksi berusaha menyesuaikan dengan hasil pertanian yang ada di sana untuk diolah. Contohnya bidang produksi kelompok 36 yang mencoba mengolah ketela pohon menjadi pohong keju dengan 2 rasa yang berbeda. “Kami memilih membuat pohong keju karena kami lihat hasil dari potensi desa Kasreman yang bisa diolah adalah pohong,“ tutur Anton (Manajemen, 2005) selaku koordinator bidang produksi. Ada pula makanan berbahan dasar jagung, misalnya jus jagung dan nugget jagung. Sedangkan kelompok 6 membuat lumpia berisi bayam yang merupakan hasil desa Dempel.
Bidang Teknologi Tepat Guna (TTG), kegiatan dipusatkan pada pembuatan alat penyuling air bersih, dan pembuatan sabun colek. “Sebelumnya kita mendapatkan dua pilihan dari kampus dalam memberikan materi kepada masyarakat, tapi karena dirasa dua pilihan itu sama-sama penting maka kita memutuskan untuk memberikan dua-duanya, yaitu tentang penyulingan air dan sabun colek,” tutur Lifter Herkaunang (Teknik Informatika, 2005) yang merupakan Korbid TTG kelompok 36.
”Kalau saya sendiri mau mencoba membuat sabun colek, karena itu kan untuk pemakaian sehari-hari,” tutur Surtini seorang warga desa Klampisan sebagai bentuk respon dari materi yang disosialisasikan mahasiswa pada warga. Sedangkan dari bidang kesehatan membantu kegiatan di Posyandu dan Puskesmas. Sementara itu, kegiatan pendidikan lebih ditujukan pada sekolah-sekolah Dasar.
Drs. H. Warsito, S.H.,M.M., Rektor UPN “Veteran” Jatim melakukan kunjungan pada Minggu (17/02). Dalam kesempatan itu, masing-masing kelompok menyampaikan paparan singkat tentang program kerja mereka. Di antara enam kelompok, yang paling berbeda adalah kelompok 43. Kelompok ini ditempatkan pada desa kersikan yang kemarin mengalami banjir paling parah. Program kerja mereka tidak sama dengan yang lain, namun lebih menekankan pada perbaikan desa, seperti membantu penduduk memperbaiki rumah dan membersihkan sisa-sisa banjir.
Setelah setiap kelompok selesai presentasi, Warsito memberikan tanggapan dan pengarahan bahwa mahasiswa harus bekerja sebaik-baiknya agar dapat membantu warga dan tidak menjadikan kegiatan KKN hanya sebagai suatu syarat dan keharusan agar lulus kuliah. KKN harus lebih ditekankan pada wujud pengabdian mahasiswa pada masyarakat sehingga jika meninggalkan desa, hasil pengabdian itu bisa digunakan oleh masyarakat setempat,” ujar Warsito.
Sedangkan pelaksanaan KKN di Probolinggo berjalan lancar dengan program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tempat KKN berlangsung. (woro/laa).

Potensi di Balik Lahan Kosong UPN


Tidak banyak yang tahu jika di balik gedung-gedung bertingkatnya yang sejatinya merupakan komponen utama UPN “Veteran” JATIM, ternyata terdapat lahan-lahan kosong yang terletak di belakang kampus UPN yang memiliki nilai ekonomis yang lebih bagi yang pandai memanfaatkannya.
Seperti yang dituturkan salah seorang satpam UPN yang tinggal di rumah dinas satpam, Darul, “Lahan kosong yang ada di belakang kampus sangat membantu dalam hal peternakan ikan dan juga pemeliharaan kambing-kambing milik saya.”
Ia menceritakan bahwa kolam yang terletak di belakang gedung Fakultas Pertanian (FP) itu dahulu digunakan sebagai kolam pancing ikan lele, tetapi usaha tersebut tidak berjalan dengan maksimal sehingga menyebabkan kolam tersebut tidak terawat dan terbiar percuma. Atas dukungan Dekan FP, yang menyarankan agar Darul dan kawan-kawan memaksimalkan fungsi kolam ikan tersebut agar menjadi sesuatu yang bermanfaat, maka Darul dan beberapa satpam yang tinggal di sana sepakat untuk mulai me-remake (menata ulang) kolam tersebut agar dapat digunakan sebagai tempat peternakan ikan.
Adalah Darul, Darobi, Mujiono dan Karto, empat orang yang sama-sama berprofesi sebagai security UPN ini adalah orang-orang yang pintar memanfaatkan kolam ikan tersebut. Dengan mengumpulkan modal awal sebesar Rp 200.000,00 dari tiap orang, mereka memulai usaha peternakan ikan. Jenis-jenis ikan yang diternakkan antara lain, ikan Tombro, Mujair dan Bader. Pemberian pakan ikan-ikan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp.120.000,00 untuk 45 kg makanan ikan dalam setiap bulannya.
Butuh waktu selama kurang lebih 3 bulan untuk mencapai ukuran siap panen dan selama enam bulan memanfaatkan kolam ikan tersebut mereka telah sekali memanen ikan. Pria yang telah mengabdi di UPN selama 13 tahun ini mengatakan bahwa pembagiam hasil panen ikan diambil dari modal awal dan dibagikan secara merata. Sisa laba penjualan ikan-ikan tersebut digunakan untuk modal benih ikan selanjutnya.
Selain digunakan sebagai peternakan ikan, kolam tersebut juga akan dijadikan kolam pancing untuk dosen, karyawan dan orang-orang birokrasi, dan mahasiswa yang hobi memancing. Biaya dibebankan untuk setiap kilogram ikan yang diperoleh pun bervariasi, yaitu Rp 12.000,00 untuk 1 kg ikan Bader, Rp 16.000,00 untuk 1 kg ikan Tombro dan Rp 12.000,00 hingga Rp 14.000,00 untuk ikan Mujair.
Selain mengusahakan kolam pancing sekaligus peternakan ikan, bapak 3 anak ini juga telah 3 tahun memelihara beberapa ekor kambing. Ia mengaku memelihara kambing untuk mencari kesibukan lain yang membawa keuntungan. “Saya memelihara kambing untuk menambah penghasilan dan menambah kesibukan agar tidak jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja,” tuturnya.
Untuk pemberian makanan pada kambing-kambingnya, Darul cukup melepaskan tiga ekor kambingnya ke lahan kosong yang terletak di belakang kampus UPN, karena di lahan tersebut banyak ditumbuhi rumput-rumput hijau yang merupakan makanan lezat untuk kambing-kambingnya.
Jadi siapa sangka dibalik lahan kosong yang terlihat hanya ditumbuhi semak belukar dan alang-alang, ternyata tersembunyi potensi yang bisa mendatangkan uang yang lumayan jika dikelola dengan baik?!(riel)

STIKOM Membawa Filosofi dan Pengetahuan


Mas a navalha que ta no meu balso
Cortou, deixa cortar
Coro: cortou, deixa cortar cortou, deixa cortar
Coro: cortou, deixa cortar

Potongan lagu di atas dan alunan alat musik khas beladiri capoiera, seperti berimbau, atbaque dan pandeero selalu terdengar ketika team Capoiera Estar Feliz UPN “Veteran” Jatim berlatih. UKM yang membidangi jenis beladiri sesuai dengan namanya ini mengagendakan jadwal latihan rutin pada hari Senin dan Kamis mulai pukul 16.00-21.00 WIB. Sekitar belasan orang biasanya berkumpul di tempat latihan, yaitu di gedung Giri Loka atau kadang di sebelah utara lapangan tenis.
Saat hari Kamis (6/3), jumlah kawan-kawan Capoiera yang berlatih tidak seperti biasa, jumlah mereka lebih banyak. “Mereka berasal dari team Capoiera STIKOM”, kata salah seorang personil team Capoiera Estar Feliz bernama Oktavianus (Manajemen, 2006). Tampak dari identitas kostum personilnya, sekitar sepuluh orang yang hadir saat itu beridentitaskan UKM Capoiera STIKOM. Mereka ikut bergabung untuk latihan bersama dengan team Capoiera UPN, sharing pengalaman, menyampaikan filosofi dan gerakan-gerakan Capoiera yang selama ini digunakan oleh team Capoiera STIKOM.
Kawan-kawan yang hadir saat itu saling menunjukkan kebolehan, baik anggota team laki-laki maupun perempuan. Mereka menunjukkan kebolehan beladiri Capoiera dengan berpasang-pasangan. “Dari total anggota yang ikut dalam latihan itu gerakan dan kebolehan masing-masing bermacam-macam diantaranya esquiva ponte, ponte baixa, au role, ura role, melua de compass,” cerita Oktavianus.
Ramai dengan hadirnya 25 anggota, kedua team berlatih di sebelah barat sisi giri loka karena tempat latihan sebelumnya, yaitu di utara lapangan tenis, telah terguyur hujan. Kunjungan team Capoiera STIKOM bagi team Capoiera UPN banyak menambah filosofi pengetahuan mengenai Capoiera, gerakan-gerakan baru, cerita-cerita pengalaman.

Kenaikan SP 40% - 50%

Biaya Semester Pendek (SP) naik. Isu tersebut sudah menyebar hampir di seluruh penjuru kampus UPN “Veteran” Jatim, baik di kalangan mahasiswa maupun para birokarasi. Persebaran isu ini terlihat dari sosialisasi tentang rencana naiknya SP pada setiap fakultas di UPN. Di Fakultas Ekonomi (FE) misalnya, Wadek I, Drs.Ec. Syaiful Anwar, M.Si., memberikan sosialisasi tentang SP kepada mahasiswa. Tak jarang juga ada mahasiswa bertanya dan berdebat dengan ataupun dosen di sela-sela perkulihan.
Pelaksanaan SP ini sebenarnya tidak diwajibkan bagi mahasiswa. Bagi yang ingin mempercepat waktu kuliahnya dan kebetulan mempunyai biaya, maka tidak masalah jika ingin menempuh SP. Namun, jika tidak mengambil SP pun tidak apa-apa. ”SP itu tidak memaksa, mau ikut tidak apa-apa, tidak ikut pun tidak apa-apa,” Syaiful Anwar.
Namun, isu naiknya biaya SP ini tentu mengejutkan mahasiswa. Di tengah-tengah meroketnya harga bahan-bahan pokok dan biaya hidup yang semakin berat, bertambahnya jatah untuk biaya pendidikan pasti juga akan semakin meresahkan orang tua. Respon terhadap isu tersebut tampak pada aksi mahasiswa yang mengatasnamakan forum peduli mahasiswa berupa penempelan poster-poster bertuliskan, “STOP pendidikan mahal..!!” hampir di setiap gedung fakultas.
“Ya…, bila naik sih jangan sampai terlalu memberatkan mahasiswa dan tolong dari fasilitas dan pengajaran lebih ditingkatkan lagi,” ujar Adit (Akuntansi, 2006) sebagai bentuk responnya.
Satu-satunya fakultas yang tidak terpengaruh oleh isu kenaikan SP yang mencapai 100% ini adalah Fakultas Hukum (FH). Fakultas termuda di UPN ini belum menerapkan sistem SP. “FH belum menerapkan SP karena dirasa belum perlu. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan adalah nilai anak-anak hukum tidak begitu banyak yang buruk, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat SP diadakan dilihat juga aturan yang di berikan oleh pihak universias yang mana SP harus di lakukan di setiap fakultas,” jelas Haryo, S.H. selaku Wadek I FH.
Ketika dikonfirmasi ke pihak rektorat, salah seorang petinggi di rektorat memberikan sedikit bocoran tentang isu kenaikkan SP tersebut. Dengan mengatasnamakan pihak rektorat, dia menjelaskan beberapa hal terkait dengan biaya SP tersebut. “SP bukannya naik, tetapi menyesuaikan,” tuturnya. Dijelaskan selanjutnya bahwa penyesuaian yang dimaksud berhubungan dengan pelaksanaan SP itu sendiri.
Biaya operasional SP yang dikeluarkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, ada tanggapan dosen yang mengeluhkan kurang sesuai atau belum proporsionalnya pendapatan yang mereka dapatkan dibanding dengan kesediaan mereka bekerja di luar jam kerja dan mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga, serta dari pihak mahasiswa pun tetap menginginkan diadakan SP dengan harapan ingin memperbaiki nilai ataupun mempercepat masa perkuliahan.
“Sudah ada keputusan tetapi belum finis, tinggal menunggu beberapa tahap lagi, lalu sosialisasi kepada mahsiswa. Kami perkirakan kenaikannya sekitar 40%-50%,“ jawab pihak rektorat ketika ditanya tentang hasil rapat kenaikan SP sampai saat ini. Pihak rektorat tidak ingin menyebutkan nominal pastinya, “Menunggu sosialisasi saja,” tambahnya.

Make It Originality!!


Okky, Ryan, Irfan, Garry, dan Yoyok. ORIGY. Nama Origy masih terdengar asing di telinga kita, namun pasti tidak asing lagi bagi penyuka musik Indie di Surabaya dan sekitarnya. Yup…Origy adalah salah satu band Indie yang terlahir di kota Surabaya.
Lima personil dalam band ini memiliki kesamaan visi dan misi dalam bermusik hingga membuat mereka sepakat untuk bekerja sama dalam satu band. Akhirnya terbentuklah Origy pada 13 Oktober empat tahun silam.
Manusia boleh berencana namun tetap Tuhanlah yang menentukan. Seiring dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit perbedaan visi dan misi mulai timbul. Tak terelakkan lagi, perbedaan itu membuat tiga orang personil hengkang dari Origy. Tersisalah Irfan dan Garry yang tetap bertahan. Mereka berdua tidak putus asa, semangat bermusik yang tak pernah kandas membuat mereka ingin tetap mempertahankan Origy. Di UKM musik Satya Palapa UPN “Veteran” Jatim, tempat mencurahkan inspirasi bermusiknya, mereka menemukan dua semangat baru yang siap menghidupkan kembali Origy. Mereka adalah Doni dan I’i. Akhirnya, dengan semangat baru, di penghujung tahun 2006 lalu Origy kembali hidup dengan personil Donny (vocal), Irfan (gitar), Garry (bass), dan I’I (drum).
Band yang digawangi empat cowok cakep ini telah menelurkan 22 lagu ciptaan mereka sendiri. Diantaranya, Cintaku Langkahku, Bunda, Turunkan Aku Ke Dunia, Sampai Kapan dan masih ada seabrek lagu-lagu Origy yang pastinya memanjakan telinga. Irfan, gitaris Origy yang lebih suka dipanggail Panle ini, menuturkan bahwa lagu-lagu mereka terinspirasi dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, hasil dari membaca buku, dan dari mimpi. Salah satu lagu yang terinspirasi dari pengalaman pribadi adalah lagu yang sekarang ini sudah bisa didengar di radio-radio ternama di Surabaya, yaitu Cintaku Langkahku. “Lagu ini nggak hanya menceritakan tentang hubungan long distance, tapi juga tentang pasangan yang ditinggal pergi kekasihnya,” tambah Irfan.
Tidak hanya lagu Cintaku Langkahku saja yang bisa didengar di radio. Lagu dengan judul Bunda dan Turunkan Aku Ke Dunia juga sudah bisa dinikmati oleh para original, begitu mereka menyebut para fans-nya. Di sela-sela wawancara, Garry sang bassist yang hobi tidur ini memberikan secarik kertas bertuliskan jadwal lagu-lagu Origy yang bisa dinikmati melalui gelombang 105,9 EBS FM setiap hari pukul 18.00 WIB, 94,8 DJ FM setiap Sabtu pukul 16.00 WIB dan 101,1 Istara FM setiap hari Minggu pukuk 11.00 WIB.
Dari sekian banyak lagu yang telah mereka ciptakan, mereka mempunyai lagu andalan masing-masing. Irfan bangga dengan lagu bertajuk Cintaku Langkahku, I’i dengan Turunkan Aku ke Dunia, Donny gandrung dengan Biar, sedangkan Garry dan sang manajer, Samsue, lebih mengandalkan lagu Bunda yang merupakan adalah lagu pertama yang berhasil diciptakan oleh Origy.
Band yang kental dengan keoriginalitasan anak muda ini memang mampu mencuri hati banyak pecinta musik Indie di Surabaya dengan hits-hits dasyat mereka. Terbukti, band yang mengaku memiliki aliran musik pop rock alternatif ini sudah banyak melanglang buana di banyak café di kota Pahlawan. Baru-baru ini, mereka sempat unjuk gigi di Van Java. Tidak hanya itu, jauh sebelumnya Origy juga pernah menggelar aksi panggung sebagai band pembuka Utopia Goes to Campus, Total Indie JTV Surabaya, A Mild Music Collaboration Goes to Campus, dan masih banyak lagi segudang aksi panggung yang mampu memacu adrenalin para original.
Belum cukup sampai di situ, mereka juga aktif mengikuti kompetisi-kompetisi band yang ada di Surabaya. Alhasil, mereka mampu menggondol gelar juara satu Soundtrack A Mild Indie Movie dan Juara dua XL Music Competition. Masih soal aksi panggung Origy, empat cowok asli Surabaya yang juga tergabung dalam UKM Musik “Satya Palapa UPN” ini mengaku hanya menyiapkan stamina sebelum tampil agar tetap fit saat manggung.
Semangat ’45 yang mereka miliki memang patut diacungi jempol. Meski mengaku banyak mengalami kejadian-kejadian konyol di atas panggung, tetapi mereka tidak pernah berhenti mencoba dan terus berkarya. Salut untuk Origy!!
Ketika ditanya tentang harapan untuk Origy, meskipun dijawab dengan kalimat yang berbeda-beda namun pada intinya mereka kompak menginginkan Origy bisa menjadi lebih besar lagi, bisa membawa nama UPN dan bisa lebih sukses lagi. “Kita pengen jadi band yang besar, sukses dan mati masuk surga,” ujar sang drummer sambil bercanda.
Buat para original yang ingin tahu lebih jauh tentang Origy, bisa berkunjung ke friendster Origy di origy_band@yahoo.co.id.(atr)
Powered By Blogger