Kamis, 20 Maret 2008
Potensi di Balik Lahan Kosong UPN
Tidak banyak yang tahu jika di balik gedung-gedung bertingkatnya yang sejatinya merupakan komponen utama UPN “Veteran” JATIM, ternyata terdapat lahan-lahan kosong yang terletak di belakang kampus UPN yang memiliki nilai ekonomis yang lebih bagi yang pandai memanfaatkannya.
Seperti yang dituturkan salah seorang satpam UPN yang tinggal di rumah dinas satpam, Darul, “Lahan kosong yang ada di belakang kampus sangat membantu dalam hal peternakan ikan dan juga pemeliharaan kambing-kambing milik saya.”
Ia menceritakan bahwa kolam yang terletak di belakang gedung Fakultas Pertanian (FP) itu dahulu digunakan sebagai kolam pancing ikan lele, tetapi usaha tersebut tidak berjalan dengan maksimal sehingga menyebabkan kolam tersebut tidak terawat dan terbiar percuma. Atas dukungan Dekan FP, yang menyarankan agar Darul dan kawan-kawan memaksimalkan fungsi kolam ikan tersebut agar menjadi sesuatu yang bermanfaat, maka Darul dan beberapa satpam yang tinggal di sana sepakat untuk mulai me-remake (menata ulang) kolam tersebut agar dapat digunakan sebagai tempat peternakan ikan.
Adalah Darul, Darobi, Mujiono dan Karto, empat orang yang sama-sama berprofesi sebagai security UPN ini adalah orang-orang yang pintar memanfaatkan kolam ikan tersebut. Dengan mengumpulkan modal awal sebesar Rp 200.000,00 dari tiap orang, mereka memulai usaha peternakan ikan. Jenis-jenis ikan yang diternakkan antara lain, ikan Tombro, Mujair dan Bader. Pemberian pakan ikan-ikan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp.120.000,00 untuk 45 kg makanan ikan dalam setiap bulannya.
Butuh waktu selama kurang lebih 3 bulan untuk mencapai ukuran siap panen dan selama enam bulan memanfaatkan kolam ikan tersebut mereka telah sekali memanen ikan. Pria yang telah mengabdi di UPN selama 13 tahun ini mengatakan bahwa pembagiam hasil panen ikan diambil dari modal awal dan dibagikan secara merata. Sisa laba penjualan ikan-ikan tersebut digunakan untuk modal benih ikan selanjutnya.
Selain digunakan sebagai peternakan ikan, kolam tersebut juga akan dijadikan kolam pancing untuk dosen, karyawan dan orang-orang birokrasi, dan mahasiswa yang hobi memancing. Biaya dibebankan untuk setiap kilogram ikan yang diperoleh pun bervariasi, yaitu Rp 12.000,00 untuk 1 kg ikan Bader, Rp 16.000,00 untuk 1 kg ikan Tombro dan Rp 12.000,00 hingga Rp 14.000,00 untuk ikan Mujair.
Selain mengusahakan kolam pancing sekaligus peternakan ikan, bapak 3 anak ini juga telah 3 tahun memelihara beberapa ekor kambing. Ia mengaku memelihara kambing untuk mencari kesibukan lain yang membawa keuntungan. “Saya memelihara kambing untuk menambah penghasilan dan menambah kesibukan agar tidak jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja,” tuturnya.
Untuk pemberian makanan pada kambing-kambingnya, Darul cukup melepaskan tiga ekor kambingnya ke lahan kosong yang terletak di belakang kampus UPN, karena di lahan tersebut banyak ditumbuhi rumput-rumput hijau yang merupakan makanan lezat untuk kambing-kambingnya.
Jadi siapa sangka dibalik lahan kosong yang terlihat hanya ditumbuhi semak belukar dan alang-alang, ternyata tersembunyi potensi yang bisa mendatangkan uang yang lumayan jika dikelola dengan baik?!(riel)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar